Senin, 24 Maret 2008

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BLUETOOTH

Kelebihan

  1. Bisa transfer file secara gratis
  2. Jangkauan lumayan luas yaitu sampai radius 10m selama tidak ada penghalang berupa tembok atau gangguan elektromagnetis
  3. Dapat dimanfaatkan untuk multiplayer pada game-game tertentu
  4. Dapat digunakan untuk transfer file dari komputer ke handphone dan sebaliknya

Kekurangan

  1. Terkadang, transfer file dari handphone merk A ke handphone merk B berjalan lambat. Pada kesempatan lain, transfer file dari handphone merk B ke merk A bisa berjalan dengan kecepatan transfer hingga dua kali lipat kecepatan transfer A ke B. Contoh : Transfer file dari HP Nokia ke HP Sony Ericsson misalnya 676kb/menit, tapi transfer file Nokia ke Sony ericsson bisa sampai 1 MB/menit. Dengan kata lain, kecepatan transfer bluetooth tidak tetap dan tergantung dari perangkat yang mengirim dan yang menerima.
  2. Terkadang lagi, pada transfer file, terdapat yang menyusup ke dalam file yang hendak dikirim, sehingga selain mendapatkan file, handphone penerima juga mendapatkan virus. Tips: Seringkali dicirikan dengan pesan ” Terima pesan bluetooth dari perangkat tak dikenal?” Untuk meminimalkan kemungkinan mendapat virus, lebih baik tidak usah menerima pesan dari perangkat yang dikenal.

Senin, 03 Maret 2008

Teknologi Dunia Game

Perkembangan video game kini telah masuk ke generasi ketujuh. Microsoft telah menggeber XBox 360, sementara itu Sony dan Nintendo telah bersiap dengan PS3 dan Wii. Tak diragukan lagi kalau ketiganya adalah konsol terbaru dan tercanggih. Namun, tahukah Anda bagaimana wujud rupa video game di generasi-generasi sebelumnya?

Jika kita menoleh ke belakang, jauh sebelum konsol-konsol game generasi ketujuh dibuat, mungkin Anda tak akan pernah mau bermain game. Bagaimana tidak? Dahulunya, tampilan sebuah game masih berwarna hitam-putih, suaranya pun terdengar "tat-tit-tut." Lambat laun, video game mulai berkembang, dan akhirnya menjadi seperti sekarang ini.

Sebelum berkembang jadi seperti sekarang, video game mengalami beberapa momen bersejarah yang menarik untuk diketahui.

Sebenarnya, industri game (yang selanjutnya dikenal dengan sebutan "videogame") sudah mulai dirintis pada sekitar tahun 1950. Namun, media hiburan ini tidak terlalu populer dan hanya tersedia di tempat-tempat tertentu.

Kebanyakan jenis game yang tersedia lebih dimanfaatkan untuk kepentingan simulasi atau latihan militer. Oleh karena itu, era ini tidak dimasukkan dalam kategori generasi videogame manapun.

Generasi Pertama

Pada tahun 1966, videogame mulai memasuki babak awal perkembangannya. Ide-ide kreatif bermunculan, dan sebagian besar dimotori oleh mahasiswa-mahasiswa yang menghabiskan waktu luangnya dengan memanfaatkan fasilitas teknologi informasi (TI) di kampus.

Salah satu di antaranya adalah Ralph Baer, teknisi di Sanders Associates. Ia tertarik membuat game sederhana yang nantinya diinstalasi di pesawat televisi. Baer kemudian menjual idenya ke berbagai produsen televisi di Amerika.

Usaha Baer akhirnya membuahkan hasil, ketika Magnafox menawarkan untuk bersama-sama menggarap mesin game rumahan.

Konsol game Baer yang prototipenya diberi nama Brown Box, kemudian meluncur dengan nama Magnafox Odyssey (Mei 1972), berisi 16 game built-in yang dapat diganti-ganti dengan menggunakan sebuah switch.

Terjual sampai 200.000 unit, Magnafox Odyssey tercatat sebagai konsol videogame pertama di dunia.

Pada tahun 1971, Pengusaha Nolan Bushnell -- yang dikenal sebagai bapak game dunia -- mendesain Computer Space, mesin game koin (arcade) pertama di dunia. Nutting Associate memproduksinya sampai 1500 unit.

Di Santa Clara California, Busnell dan Ted Dabney mulai merintis perusahaan video game bernama Atari. Nama itu diambil dari kata berbahasa Jepang untuk "check" di board game Go.

Selanjutnya, Bushnell membuat sebuah game simulasi ping pong yang diberi nama Pong, yang ternyata laku keras di pasaran. Demikian populernya, sampai-sampai mesin Pong di berbagai taman hiburan atau kafe harus dibongkar setiap 24 jam sekali untuk mengeluarkan koin yang berjejal-jejal.

Pada tahun 1974, Nakamura Manufacturing (sekarang Namco) milik Masaya Nakamura memasuki pasar video game arcade setelah membeli Atari Jepang seharga $500.000. Perusahaan ini yang nantinya terkenal dengan game-game klasik mereka, yang meningkatkan produksi mesin game koin pada era 80-an.

1975 adalah salah satu tahun dalam perkembangan videogame yang patut diingat. Di tahun inilah, Bill Gates dan Paul Allen mendirikan Microsoft yang kelak menjadi pengembang software terbesar di dunia, dan pembuat home-videogame console.

Tahun ini juga merupakan masa jaya Pong, yang kembali laku keras di pasaran dan mengundang banyak pengembang game untuk membuat versinya sendiri.

Tahun-tahun berikutnya menjadi masa pertarungan antara Atari dan Fairchild, yang sama-sama meluncurkan konsol game yang telah dilengkapi CPU.

Fairchild meluncurkan Channel F (1976), dan disusul Atari yang merilis Atari VCS (Video Computer System) / Atari 2600 pada tahun 1977. Pertarungan itu kemudian dimenangkan Atari.

Terjual sampai 25 juta unit, Atari 2600 tercatat sebagai konsol game populer pertama di dunia.

Pada masa ini, game-game tidak lagi built-in, tapi sudah diprogram ke dalam mikrochip dan disimpan dalam cartridge plastik. Jadi, pemilik konsol dapat mengoleksi game dengan pilihan permainan yang lebih beragam.

Tahun 1978, Milton Bradley mengeluarkan handheld Microvision hasil desain Jay Smith. Perangkat game LCD yang disebut-sebut sebagai cikal bakal kelahiran konsol genggam ini merupakan kombinasi antara home console berbasis cartridge dan bentuk portabel.

Generasi Kedua

Videogame generasi kedua ditandai dengan kemunculan konsol Magnafox Odyssey 2, Intellivision, Vectrex, Coleco Vision, Atari 5200, dan konsol pertama Sega, SG-1000. Meskipun dibuat dengan spesifikasi lebih tinggi daripada konsol game generasi sebelumnya, konsol-konsol tersebut tidak sesukses Atari 2600.

Tahun 1982, mantan eksekutif Apple, Trip Hawkins mendirikan perusahaan software game Electronic Arts (EA) yang kini dikenal dengan game berkualitas tinggi dan kemasan uniknya.

Era ini juga merupakan masa kelahiran game-game klasik legendaris, seperti Pac-Man, Donkey Kongg (Nintendo), dan Space Invader.

Sayangnya, generasi kedua ini berakhir dengan terpuruknya industri game tahun 1983. Penyebab utamanya adalah banyaknya jumlah game tidak berkualitas dan angka penjualan konsol yang terus menurun.

Generasi Ketiga

Meskipun dibuka dengan lesunya industri videogame pada 1983, pengembangan videogame terus dilakukan, dan hasilnya mulai terlihat pada tahun 1984. Inilah saat-saat di mana konsol game mulai memasuki era 8-bit.

Salah satu konsol 8-bit yang paling sukses adalah Famicom (Family Computer) / Nintendo Entertainment System (NES) yang mulai dipasarkan tahun 1984. Game-game legendarisnya adalah Super Mario Bros, Donkey Kong, Legend of Zelda, Metroid, serta game-game klasik lainnya.

Menanggapi kesuksesan yang diperolehnya, Nintendo menerbitkan majalah game Nintendo Power (1989) yang khusus membahas tentang serba-serbi game NES. Majalah ini masih tetap beredar sampai sekarang.

Beberapa konsol 8-bit yang lain, seperti Atari 7800 dan Sega Master System pun sempat mendominasi pasar konsol. Sayangnya, popularitas NES "memukul roboh" kedua konsol tersebut.

Commodore, perusahaan yang sebelumnya pernah memasarkan home computer pertama di dunia, VIC-20 (dapat dipakai bermain game juga), ikut meramaikan dunia videogame dengan merilis Amiga-1000. Komputer berkemampuan multimedia ini memang tidak digolongkan sebagai konsol, dan lebih banyak dipakai untuk keperluan hiburan lain, seperti digital music composer atau mesin pemutar iklan.

Selanjutnya, Commodore lebih fokus membuat Amiga untuk home computing.

Videogame generasi ketiga juga merupakan awal mula generasi konsol genggam. Setelah Atari gagal meraup keuntungan dari produk handheld pertamanya, Lynx, Nintendo meluncurkan Gameboy (1989), handheld hitam-putih yang masih populer hingga saat ini. Sega pun tak mau ketinggalan, dan merilis handheld berwarna yang diberi nama Sega Game Gear setahun kemudian.

Pada masa ini pula, developer game Squaresoft (sekarang Square-Enix) merilis Final Fantasy, role-playing game yang populer hingga saat ini.

Game-game PC pun mulai diproduksi, rata-rata untuk platform DOS. Salah satunya adalah Tetris karya Alexey Pajitnov dari Akedemi Ilmu Komputer Moskwa, Rusia.


Generasi Keempat

Generasi ini disebut-sebut sebagai "jaman emas" dalam dunia video game. Masa di mana konsol 16-bit muncul dan membawa perubahan drastis pada grafik, tata suara, dan gameplay. Era ini juga kian memanas saat terjadinya persaingan seru antara Sega dan Nintendo.

Pada tahun 1990, Sega menggelontorkan Sega Megadrive/Genesis, konsol 16-bit yang memukau perhatian pecinta game, khususnya Amerika.

Selanjutnya, Sega merilis game yang akhirnya menjadi maskot Sega, Sonic the Hedgehog (1991). Game ini lagi-lagi mencengangkan para pecinta game, karena game tersebut memiliki grafik dan tata suara yang kualitasnya jauh di atas Super Mario Bros.

Melihat rivalnya terus menghabiskan pelanggannya, Nintendo tak tinggal diam. Mereka merilis Super Famicom / Super Nintendo Entertainment System (SNES) pada 1991. Bersama paket SNES disertakan game Super Mario World, yang tentu saja memiliki fitur grafis dan suara yang jauh lebih baik dari pendahulunya.

Nintendo dan Sega pun terus berlomba-lomba meningkatkan kualitas konsol mereka. Sega mengeluarkan periferal Sega-CD dan Sega 32-X untuk meng-upgrade mesin 16-bit mereka ke 32-bit, tapi sayangnya kurang sukses. Sementara itu, Nintendo membuat beberapa perjanjian dengan Sony. Salah satunya adalah proyek konsol Nintendo berbasis CD-ROM, namun proyek itu batal dan Nintendo tidak jadi membuat konsol baru.

Sebaliknya, Sony terus menjalankan proyek itu sendiri, dan akhirnya mengeluarkan konsolnya yang diberi nama PlayStation (nama berdasar pada kode saat melakukan perjanjian dengan Nintendo).

Pada era ini juga tercatat beberapa konsol 16-bit lain, seperti Neo-Geo, PC-Engine/Turbografx-16 dan Philips CD-I, namun ketiganya tenggelam di bawah pamor Sega dan Nintendo.

Pasar game sempat dibuat heboh ketika Panasonic mengeluarkan konsol game 3DO. Selain dapat memutar Audio CD dan VCD (dengan tambahan add-on), konsol ini memiliki prosesor 32-bit dan dapat menyajikan game dengan kualitas audio video setara film. Sayang, lagi-lagi konsol ini terpuruk di bawah nama Sega dan Nintendo.

Anda pernah memainkan game pertarungan Street Fighter dan Mortal Kombat? Keduanya adalah game baku hantam yang juga menuai sukses pada era 16-bit. Street Fighter unggul dengan animasi dan gameplay, sementara Mortal Kombat menduduki posisi puncak karena adegan banjir darah dan jurus-jurusnya yang mematikan.

Akibat pemunculan Street Fighter dan Mortal Kombat, senat Amerika memberlakukan Entertainment Software Rating Board (ESRB) karena terjadi kekerasan akibat videogame. Sistem rating ini diberlakukan tahun 1994 hingga sekarang.

Era 16-bit ditutup pada tahun 1995, dan Nintendo keluar sebagai pemenang dengan menguasai 65% pasar dunia. Sega harus menerima kekalahan karena kegagalan periferal dan kurang baiknya manajemen pemasaran mereka.

Generasi Kelima

Era 32-bit dan 64-bit ini diawali dengan penyelenggaraan Electronic Entertainment Expo (E3) untuk pertama kalinya di Los Angeles Convention Center. Inilah ajang hiburan dan game terbesar di Amerika yang masih terus diadakan hingga sekarang.

Selanjutnya, Sony merilis Sony PlayStation (1995), diikuti dengan Nintendo 64 (1996). Untuk kali ini, persaingan dimenangkan Sony karena Nintendo memutuskan untuk tidak meng-upgrade ke CD-ROM dan tetap menggunakan cartridge. Tentu saja developer lebih melirik CD-ROM, karena biaya produksi lebih murah dan kapasitas penyimpanan lebih besar.

Sega pun merilis Sega Saturn, konsol game yang juga berbasis CD-ROM dan memiliki delapan prosesor. Sayang, konsol ini harus tersingkirkan oleh dominasi Nintendo dan Sony.

Kegagalan juga dirasakan Atari, yang sudah lebih dahulu merilis konsol game 64-bit mereka, Jaguar. Hal itu dikarenakan banyaknya bug pada konsol dan kurangnya dukungan dari para pengembang game.

Melihat kenyataan itu, Atari memutuskan untuk tidak memproduksi konsol lagi, dan fokus dalam pengembangan software.

Gunpei Yokoi -- yang sebelumnya menjadi penggagas Gameboy -- membuat Gameboy Color dan Virtual Boy (konsol portabel berbentuk kacamata 3D). Sayang, Virtual Boy gagal meraih kesuksesan.

Beberapa game yang berjaya pada generasi kelima ini adalah Super Mario 64, Tekken, Metal Gear Solid, Virtua Fighter, dan Final Fantasy VII. Kesemuanya telah mengimplementasikan teknologi 3D ke dalam game dan menjadi standar pembuatan game saat ini.

Generasi Keenam

Generasi keenam dibuka dengan peluncuran konsol terakhir Sega, Dreamcast (1999). Konsol unik ini memiliki fitur game online, dan merupakan konsol game 128-bit pertama. Sayang, Sega gulun tikar dan memutuskan untuk hengkang dari dunia konsol game dua tahun berikutnya.

Pada tahun 2001, Sony menggeber PS2, disusul Nintendo dengan GameCube-nya. Kali ini, keduanya menuai kesuksesan yang hampir berimbang, meskipun PS2 masih menduduki peringkat teratas.

Pada era ini, Nintendo mengeluarkan dua konsol genggam, yaitu Gameboy Advance, dan Nintendo DS, handheld terbaru Nintendo yang berlayar ganda dan memiliki fitur online serta touch sensitive.

Sony pun mengeluarkan versi ekonomis dari PS, yaitu PSone. Lalu, mereka memproduksi handheld pertamanya, PlayStation Portable (PSP) yang hingga saat ini terus membayangi kesuksesan Nintendo DS.

Game-game pada generasi ini sudah dapat disejajarkan dengan film. Selain animasi dan tata grafis yang memukau, pemain juga dapat menikmati tema lagu dan soundtrack seperti halnya film layar lebar.

Tak hanya game konsol, game PC pun semakin berkembang. Yang paling nyata terlihat adalah munculnya berbagai game online, seperti Ragnarok Online (2003), Pangya, Final Fantasy XI, dan lain-lain.

Generasi Ketujuh

Masih terlalu dini untuk membeberkan apa yang akan terjadi dalam perkembangan videogame di generasi ini. Yang jelas, tiga konsol tercanggih akan mewarnai persaingan dalam industri videogame kali ini. Microsoft dengan XBox 360, sementara itu Sony dan Nintendo telah bersiap dengan PS3 dan Wii. Bagaimana jadinya? Kita tunggu saja!